Kamis, 18 September 2008

Mushab bin Umair

Tulisannya: Niken Putri

Kalau ditanya, siapa sahabat yang nix sukai, so pasti jawabannya adalah Si Mawar mekkah, Mushab Bin Umair.

Kenapa?

Kenapa cerita tentang dia sangat berkesan? Sahabat Nabi SAW lainnya juga merupakan orang-orang pilihan, maklumlah golongan Salafush Shalih.

Tapi hanya kisah Mushab dan ibunya yang membuat nix .

Beliau tadinya adalah anak paling perlente, dengan baju-baju termewah dan perlindungan serba protektif dari keluarganya yang kayaraya.

Mawar Mekah adalah anak terpandang yang paling dimanja pada zamannya, ia mendapatkan segalanya dimasa mudanya.

MEskipun begitu ia meninggal dengan kain kafan yang tidak cukup panjang, sehingga kakinya terlihat jika kain tersebut ditarik ke kepala dan kepalanya terlihat jika, kainnya ditarik kebawah.

YA Allah, manusia bodoh bernama nix ini belum mampu melihat keberkahan pada syahidnya Mushab, sehingga masih merasa kasihan pada kemiskinannya. Padahal siapa tahu (semoga Allah merahmatinya) ia mendapatkan yang jauh lebih baik dari harta dunia.

Walal akhirati khairul laka minal ulaa

akhirnya lebih baik daripada awalnya.

Dan ungkapan yang diucapkannya waktu ia diboikot ibundanya:

"Wahai ibu, walau ibu bernyawa seribu. Dan satu persatu nyawa ibu tercabut di hadapanku, aku tetap takkan murtad dari Islam.".

“"Demi bintang! sekali-kali aku takkan masuk ke dalam Agamamu itu. Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku takkan diindahkan orang lagi". Kata Ibunya.

Bahkan ibunya mengancam, "Aku akan mogok makan sampai mati jika kamu tak mau kembali ke agama nenek moyang."
Bergetarkah Mush'ab? Ternyata tidak. Ia bersumpah, "Wahai ibu, walau ibu bernyawa seribu. Dan satu persatu nyawa ibu tercabut di hadapanku, aku tetap takkan murtad dari Islam."

Saat ia meninggal,

RasuluLlah membaca bagian dari surat al-Ahzab ayat 23:
"Sebagian mu'min ada yang telah menepati janji mereka kepada Alloh, sebagian mereka mati syahid, sebagian lainnya masih menunggu, dan mereka tidak pernah mengingkari janji."

Ya Allah, betapa hambamu rindu padaMu, dan sekali-kali berharap..hanya berharap..andaikan..mungkin saja, siapa tahu.. diri ini termasuk golongan yang menunggu-nunggu dan tidak mengingkari janji.

InsyaAllah

Tidak ada komentar: